Ketua DPD Jabar Gawaris Kecam Keras Atas Perilaku Oknum ANS Yang Melakukan Penculikan Dan Penganiayaan Terhadap 2 Wartawan Kerawang

Baca Juga

Komando Bhayangkara, Majalengka -- Dugaan adanya kasus penculikan dan penganiayaan terhadap dua Wartawan yang terjadi di Karawang, Jawabarat, pada Sabtu Malam (17/09) hingga Minggu dini hari (18/09), diduga dilakukan oleh oknum pejabat ASN Pemda Karawang, setidaknya mengundang banyak kecaman keras dari rekan rekan sesama Jurnalis.

Seperti halnya dengan apa yang dikatakan Ketua DPD Jabar Gabungan Wartawan Indonesia (Gawaris) Asep Suherman SH, pada awak media, Selasa (20/09/22) 

Asep mengatakan, "Pers adalah pilar ke empat di Negara ini, maka dari itu  keberadaannya harus benar- benar menjadi corong masyarakat, serta harus berani dalam mengungkap fakta didalam mencari kebenaran untuk ke Adilan 

Namun demikian kata dia, Wartawan harus bekerja sesuai rel dalam mencari berita-berita penting, yang kemudian menjadi layak untuk dimuat dan dibaca publik

Saya selaku ketua Gawaris DPD Jabar,  mengecam keras dengan aksi dugaan kekerasan yang diwarnai dengan aksi penyekapan dan penganiayaan terhadap ke dua wartawan di Kabupaten Karawang, "Tegasnya.

Bahkan, lebih lanjut Asep juga mengatakan, "Saya sendiri menilai, dengan adanya kejadian aksi tersebut, jelas sekali ini sudah mencederai kebebasan Pers sekaligus merupakan bentuk kriminalitas terhadap jurnalis

Maka saya berharap kepada pihak kepolisian agar segera dapat menangkap para pelaku, hingga secepatnya bisa  diproses tuntas secara hukum.

Apapun alasannya, aksi kekerasan terhadap wartawan tidaklah dibenarkan, apalagi para wartawan dalam menjalankan tugasnya dilindungi dengan Undang Undang  

Kalaupun ada hal yang berkaitan dengan pemberitaan, maka cara penyelesaiannya sudah diatur dalam UU Pers No 40 tahun 1999 melalui jalur Dewan Pers, atau menggunakan hak jawab dan lainya, "Jelasnya.

"Sekali lagi kami selaku ketua Gabungan wartawan seluruh Indonesia DPD jabar, mengutuk keras aksi kekerasan terhadap ke dua wartawan di Kabupaten Karawang, semoga kasus kasus seperti ini tidak akan terjadi lagi di Indonesia, "Tandasnya. 

Perlu juga untuk diketahui, sebagaimana informasi yang kami terima dari rekan rekan sesama Jurnalis yang tergabung di Ikatan Penulis Jurnalis Indonesia (IPJI) Jabar, Dua orang Wartawan yang menjadi korban bernama Gusti Sevtian Gumilar dan Zaenal Mustofa 

Diduga mereka berdua telah menjadi korban penyekapan dan penganiayaan yang dilakukan oleh sejumlah orang, bahkan diduga kuat oknum penjabat ASN Pemda Kerawang juga ikut terlibat

Kini Kedua korban dengan didampingi kuasa hukumnya sudah membuat laporan polisi di Polres Karawang, dengan nomor laporan STTLP/174/IX/2022/SPKT.RESKRIM/POLRES KARAWANG/POLDA JAWA BARAT, Senin malam 19 September 2022.

Masih dalam informasi yang kami terima dari rekan rekan IPJI, untuk Kronologis adalah sebagai berikut ; 

Usai launching Persika 1951 Gusti yang saat masih berada di stadion Singaperbangsa Karawang, dibawa oleh yang mengaku orang suruhan seorang pejabat Karwang berinisial A.

Gusti dibawa ke bekas kantor PSSI Karawang. Sesampainya di kantor tersebut, Ruangan Kantor  langsung ditutup tidak boleh ada yang masuk selain orang orang dari yang mengaku suruhan pejabat berinisial A dan korban.

Dilaporkan korban alat kerja wartawan seperti gadget, hand phone korban dirampas. Selang waktu beberapa saat setelah korban di bawa ke ruangan tersebut mulai mendapat penganiayaan berupa pukulan dari sejumlah orang yang berada di ruangan tersebut.

Bahkan menurut laporan korban, oknum pejabat A hadir di ruangan itu dan mencekoki korban dengan air kencing sebanyak tiga kali. Selain  itu, korban pun mendapat hantaman dibagian kepala dan tinju di beberapa bagian tubuhnya.

Korban Gusti pun mendapat ancaman jika soal ini berlanjut dan korban melapor, keluarga akan dihabisi. Korban dapat ke luar dari ruangan itu setelah dijemput oleh salah seorang keluarganya yang mengetahui korban ada di ruang itu. Koban mengalami penyekapan satu malam, yakni Sabtu malam hingga Minggu dini hari.

Korban di aniaya dari malam hingga pagi hari hingga tak sadarkan diri, dan bisa pulang karena dijemput oleh saudaranya Kemudian korban diselamatkan dan dibawa  ke salah satu kantor Dinas  dan pulang' pukul 18,00 WIB  Minggu  (18/09). (Tatang)