Silaturahmi DHC BPK45 dengan Bupati Pemalang : Diskusi Pembangunan Monumen Pahlawan Kyai Makmur

Baca Juga

Komando Bhayangkara, Pemalang – Dalam upaya menjalin dan menjaga silaturahmi, Dewan Harian Cabang (DHC) Badan Pembudayaan Kejuangan 45 Kabupaten Pemalang mengadakan pertemuan dengan Bupati Pemalang, H. Mansur Hidayat, ST, M.Ling. Pertemuan yang berlangsung di Pringgitan Pendopo Kabupaten Pemalang ini dilaksanakan dengan tujuan memperkuat rasa nasionalisme di wilayah Pemalang. Kamis (12/12/2024)

Bupati Mansur memberikan sambutan hangat kepada DHC BPK45, mengapresiasi peran organisasi tersebut dalam membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan masyarakat Pemalang. Dalam kesempatan itu, DHC BPK45 menyampaikan permohonan akan fasilitas mobil operasional. Bupati Mansur merespons dengan menawarkan solusi berupa sistem pinjam pakai, mengingat pentingnya penggunaan fasilitas tersebut untuk kegiatan organisasi.

Salah satu agenda utama pertemuan adalah pembahasan rencana pembangunan monumen untuk menghormati Kyai Makmur, seorang pahlawan Pemalang yang berjuang melawan agresi Belanda. Ketua DHC BPK45, H. Luruh Sayono, S.H., menyampaikan bahwa usulan tentang monumen sudah diajukan dan pada tahun lalu, Bupati telah menganggarkan Rp 300 juta untuk proyek tersebut. Namun, setelah konsultasi dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (PERKIM) yang sudah ke Magelang, biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 465 juta dan telah disetujui.

Kepala Kesbangpol Pemalang, Bagus Sutopo, menjelaskan bahwa " Kita hanya mendampingi DHC45 dalam pengusulan monumen. Kesbangpol juga memfasilitasi pertemuan dengan Bupati H. Mansur Hidayat, S.T., M.Ling. Bagus menekankan pentingnya semangat kejuangan dan nasionalisme yang diusung oleh DHC45, serta berharap agar organisasi ini menjadi prioritas bagi pemimpin Pemalang yang akan datang.

Namun, Bagus juga menyoroti perlunya pengkajian yang lebih matang terkait anggaran pembangunan monumen. Ia menyatakan bahwa diperlukan klarifikasi atas masukan dari sejumlah kelompok ulama yang keberatan dengan adanya simbol berupa patung atau batu untuk monument tersebut. Bagus menegaskan pentingnya kesepakatan antara ulama dan masyarakat agar pembangunan monumen dapat berjalan tanpa kendala.

Dengan semangat kebersamaan, diharapkan bahwa monumen pahlawan Kyai Makmur dapat menjadi ikon kejuangan Pemalang yang dihormati dan diterima oleh semua lapisan masyarakat.

(BondanMKB)