Moralitas Dinas Kesehatan Pemalang Tercoreng: Pegawai Negeri di Belik Terjerat Kasus Dugaan Perselingkuhan

Komando Bhayangkara, Pemalang, Belik - Dunia pelayanan kesehatan di Kecamatan Belik diguncang skandal yang melibatkan salah satu pegawai Puskesmas. Seorang pegawai yang diidentifikasi dengan inisial (Jml) diduga terlibat dugaan perselingkuhan dengan seorang wanita berinisial US, yang diketahui merupakan istri dari SR, seorang warga Bulakan yang juga tinggal di Kecamatan yang sama.

Kisah ini terungkap setelah SR menemukan bukti-bukti yang cukup mengejutkan, termasuk foto-foto dan percakapan melalui aplikasi WhatsApp yang menunjukkan adanya hubungan terlarang antara Jml dan US. Penemuan ini memicu kemarahan SR, yang segera melaporkan kasus perselingkuhan tersebut ke Polsek Belik pada hari Sabtu(12/07/2025).

Petugas Reskrim Polsek Belik menerima laporan dari SR dengan serius. Dalam proses pihak kepolisian menggali informasi lebih lanjut dari pelapor mengenai bagaimana ia bisa mengetahui perbuatan tidak terpuji tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tersebut menggugah kembali proses emosional yang dialami SR setelah mengetahui pengkhianatan yang dilakukan oleh istrinya.

Pelaku (Jml)sendiri merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di lingkungan Dinas Kesehatan yaitu Petugas Puskesmas Belik, dan statusnya sebagai seorang suami yang masih memiliki istri dan menambah kompleksitas dari situasi ini. Masyarakat Kecamatan Belik kini mempertanyakan etika dan integritas seorang pegawai publik yang seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat.

Kasus ini tidak hanya menyoroti masalah moralitas, tetapi juga memunculkan pertanyaan tentang tanggung jawab dan profesionalisme di kalangan pegawai negeri di lingkungan Dinas Kesehatan tentunya terkait sanksi disiplin bahkan diberhentikan dengan tidak hormat.

Kami akan terus mengikuti perkembangan kasus ini dan memberikan informasi terbaru terkait langkah-langkah yang diambil oleh pihak kepolisian dan Dinas Kesehatan setempat.

Untuk saat ini, masyarakat di Kecamatan Belik diharapkan dapat menahan diri dan tidak membuat kesimpulan atas dugaan perselingkuhan sebelum proses hukum berjalan dan semua fakta terungkap dengan jelas. (bdn)