Breaking News

Pemalang Siaga 3: Pepabri dan FKPPI Garda Depan Jaga NKRI dari Bahaya Laten dan Disintegrasi


Komando Bhayangkara, Pemalang-Acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-66 Persatuan Purnawirawan dan Penggerak Kesejahteraan Keluarga (Pepabri) dan HUT ke-47 Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI-Polri (FKPPI) dengan tema "Menjaga Api Perjuangan Membangun Masa Depan Bangsa". Acara bersejarah ini berlangsung di Gedung Sasana Bhakti Praja Kabupaten Pemalang pada hari Minggu, 14 September 2025.

Acara dihadiri oleh Bupati Pemalang Anom Widiyantoro beserta anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Fokopimda) Kabupaten Pemalang, Ketua DPC Pepabri Kabupaten Pemalang, Ketua FKPPI Kabupaten Pemalang, serta para tamu undangan yang berasal dari berbagai kalangan, termasuk tokoh masyarakat, veteran, dan anggota organisasi kemasyarakatan.


Sambutannya, Bupati Pemalang Anom Widiyantoro : "Menjaga kebersamaan dalam sebuah organisasi bukanlah hal yang mudah. Tantangan kita saat ini berbeda dengan tantangan yang dihadapi oleh para pendahulu kita. Jika dulu perjuangan dilakukan secara fisik, kini kita menghadapi tantangan yang lebih kompleks dan beragam. Oleh karena itu, kita harus menyikapinya dengan bijaksana. Kita semua merasakan bahwa disintegrasi bangsa itu nyata di depan mata. Harapan kami, PEPABRI dan FKPPI dapat bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

"Saya meminta kepada Bapak Dandim dan Bapak Kapolres untuk terus menjaga Kabupaten Pemalang dan keutuhan bangsa ini. Mari kita bersama-sama berdiri di depan untuk mengawal kepentingan bangsa dan negara, serta mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal positif, secara nasional  bahaya laten itu masih ada dan Pak Kapolres menyadari bahwa bahaya laten itu masih ada " Ungkap Anom

Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Bung Karno, musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri, yaitu disintegrasi di antara kita. Jika kita mulai mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok, maka disintegrasi akan semakin cepat terjadi.

Untuk menjadi bangsa yang unggul dan maju, kita harus mampu menahan diri dan mengedepankan kepentingan yang lebih besar, yaitu kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat. Persatuan Indonesia adalah harga mutlak yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Kita bisa belajar dari negara lain seperti Yugoslavia dan Rusia yang hancur bukan karena serangan dari luar, melainkan dari dalam sendiri. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua untuk memahami dan memberikan pemahaman kepada generasi penerus tentang pentingnya "api perjuangan" dan konsep strategis dalam membangun bangsa.

Sebagai contoh, ketika Amerika Serikat mengalami tragedi Black September, mereka langsung memprioritaskan pertahanan dan keamanan. Namun, pada periode pemerintahan yang lain, ketika pertumbuhan ekonomi menjadi prioritas, mereka memberikan stimulus dan dukungan kepada masyarakat untuk berkreasi dan berinovasi.

Oleh karena itu, kita harus memahami bersama bahwa penentuan prioritas harus memiliki dasar strategis yang jelas. Saya berharap PEPABRI dan FKPPI dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Saya juga ingin menyinggung tentang demonstrasi yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu. Kita tidak boleh meremehkan hilangnya nyawa satu orang pun, namun kita juga tidak boleh melupakan bahwa hilangnya nyawa tujuh jenderal juga merupakan tragedi yang luar biasa.

Sebagai anak seorang anggota TNI, saya sering membaca buku-buku sejarah TNI AD yang menceritakan tentang gerakan-gerakan separatis yang selalu ada di negara kita.

Kami di Pemerintahan sangat terbuka untuk audiensi dan berdiskusi. Saya, Bapak Dandim, dan Bapak Kapolres seringkali berdiskusi bersama untuk mencari solusi atas berbagai permasalahan yang ada.

Kondisi saat ini sedang tidak baik-baik saja. Meskipun terlihat aman, Pemalang masih dalam status siaga 3. Bapak Dandim dan Bapak Kapolres senantiasa melakukan patroli siang dan malam, baik secara terbuka maupun tertutup. Saya pun sering ikut bergabung dalam patroli jika ada kesempatan.

Sesuai arahan dari Bapak Presiden melalui Bapak Mendagri, seluruh kepala daerah diminta untuk mengaktifkan kembali Siskamling. Selain itu, saya juga mendapat informasi bahwa pelaku judi online menjadi pihak yang membiayai kegiatan-kegiatan yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

Oleh karena itu, FKPPI harus memiliki konsep yang jelas untuk menjaga NKRI, masyarakat, dan Kabupaten Pemalang. Saya berharap kita semua dapat selalu kompak dan bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban.

Kehadiran Bapak Dandim dan Bapak Kapolres menunjukkan manunggalnya TNI-Polri. Pemerintah Kabupaten Pemalang, mewakili masyarakat sipil, juga menunjukkan bahwa Pemalang dapat menjadi contoh manunggalnya TNI-Polri dan masyarakat sipil.


Kami merealisasikan apa yang menjadi cita-cita bapak-bapak PEPABRI. Dulu, PEPABRI terdiri dari TNI dan Kepolisian. Kami dari FKPPI juga menjadi bagian dari keluarga ABRI dan Polri. Kami membuktikan bahwa di Pemerintahan ini, kami bersama-sama dalam FORKOMPIMDA untuk menjaga Kabupaten Pemalang. Kita tidak membeda-bedakan antara Militer, Polri, dan sipil. Kami selalu bersama-sama untuk menjaga Persatuan Indonesia dan menjaga Pembangunan Pemalang.

Harapan kami, sejarah akan mencatat nilai-nilai perjuangan dan militansi kita. Jika nilai militansi tidak ada, maka kita hanya akan ikut-ikutan tanpa tahu arah yang jelas. TNI POLRI harus sama-sama menjaga lingkungan dan superioritasnya sebagai garda terdepan dalam mengawal Persatuan Indonesia, Pancasila, dan kemerdekaan ini.

Dengan terlaksananya peringatan ini, diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat tali persaudaraan dan komitmen bersama dalam membangun bangsa menuju masa depan yang lebih cerah.

(Bondan)

Pemalang Siaga 3: Pepabri dan FKPPI Garda Depan Jaga NKRI dari Bahaya Laten dan Disintegrasi Pemalang Siaga 3: Pepabri dan FKPPI Garda Depan Jaga NKRI dari Bahaya Laten dan Disintegrasi Reviewed by Admin Pemalang on Rating: 5

Tidak ada komentar