"Kita Jaga Kiai" Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Luncurkan Program Vaksinasi Covid-19 di Ponpes

Baca Juga

Komando Bhayangkara, Semarang - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus meluaskan sasaran vaksinasi ke berbagai kalangan, termasuk para kiai dan santri melalui program "Kita Jaga Kiai". Program tersebut sebagai bentuk ikhtiar pencegahan dan penanggulangan penularan Covid-19 di lingkungan ponpes. 

"Alangkah baiknya kita tidak hanya melakukan vaksinasi di sekolah tinggi, universitas, dan masyarakat, tetapi juga di pondok pesantren," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di sela tinjauan vaksinasi di Pondok Pesantren Al-Ishlah, Mangkang Kota Semarang, Senin (2/8/2021).

Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin mengatakan, hingga kini masih ada masyarakat yang menolak vaksin dan menciptakan isu bahwa vaksin Covid-19 berbahaya bagi kesehatan dan lain sebagainya. Maka peluncuran program Kita Jaga Kiai sekaligus untuk menangkal berbagai isu buruk tentang vaksin Covid-19 yang beredar di masyarakat. 

"Artinya kalau dari pondok pesantren, tentu ada tokoh masyarakat dan kiai yang diikuti oleh masyarakat. Bukan hanya masyarakat di sekitar pondok pesantren, tapi cakupannya luas," katanya.

Pemprov Jateng mendukung program yang diluncurkan Wakil Presiden Ma'ruf Amin secara daring itu, merupakan komitmen Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Kementerian Agama, serta Majelis Ulama Indonesia. Bahkan tidak sedikit ponpes di Jateng menyambut baik program Kita Jaga Kiai, salah satunya ponpes di Kajen Kabupaten Pati. 

"Program ini sangat kita dukung. Kami tadi juga matur ke Baznas kalau memang ada program kedua kali atau beberapa kali di Jawa Tengah, kami siap memfasilitasi," tandasnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Wagub Taj Yasin didampingi Ketua Baznas Jateng KH Ahmad Darodji menyerahkan paket imun secara simbolis kepada pengasuh ponpes. 

Ketua Baznas RI, KH Noor Achmad menyebutkan, target vaksinasi program Kita Jaga Kiai adalah 100 ribu kiai dan santri yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk hari pertama (Senin, 2/8/2021), vaksinasi dilakukan sebanyak 500 kiai dan santri di Semarang, Garut, Yogyakarta, dan Jakarta. 

"Ini akan dilaksanakan sampai seterusnya, sampai sudah tercapai herd immunity. Sudah lebih dari 650 ulama yang wafat. Sedangkan untuk membuat menjadi ulama itu sulitnya bukan main, tidak ada sekolahnya," jelasnya.