Delapan Pahlawan Nasional yang Jasadnya Tak Ditemukan Hingga Kini, Ada Berusia 17 Tahun
Beberapa pahlawan nasional jasad atau badannya hingga kini tak kunjung ditemukan. Bahkan ada yang sengaja dibuang penjajah atau kolonial ke dalam laut.
Dari data yang dihimpun Pojoksatu.id, ada delapan pahlawan nasional yang jasadnya tak ditemukan hingga kini.
Jasad mereka ada yang dibuang ke laut, ada yang hilang di hutan, ada yang gugur bersama puluhan anak buahnya di lautan.
Berikut delapan pahlawan nasional yang jasadnya tak ditemukan tersebut.
1. Otto Iskandar Dinata
Otto Iskandar Dinata adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia, yang ikut serta dan terlibat dalam pembentukan panitian persiapan kemerdekaan Indonesia.
Otto merupakan anggota BPUPKI dan menjadi salah satu menteri negara pertama yang dimiliki oleh Indonesia, bersama dengan nama-nama seperti Wahid Hasyim dan AA Maramis.
Nahas, setelah menjabat menteri negara yang mengurusi badan keamanan rakyat pada Kabinet Pertama Presiden Soekarno, Otto Iskandardinata diculik.
Diperkirakan pada 20 Desember 1945, Otto Iskandardinata dihabisi di Pantai Mauk, Banten oleh Laskar Hitam yang tak puas dengan kebijakan penyatuan mantan anggota PETA bentukan Jepang dengan bekas prajurit KNIL bentukan Belanda.
Pada 6 November 1973, pemerintah mengangkat Otto sebagai Pahlawan Nasional.
2. Soepriyadi
Soepriyadi berpangkat Sodancho atau komandan pleton merupakan pahlawan nasional yang dikenal karena keterlibatannya pada pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) terhadap pendudukan Jepang di Blitar.
Melihat penderitaan para pekerja di bawah sistem kerja paksa yang tak manusiawi, mendorong Soepriyadi memimpin pasukan untuk melakukan pemberontakan.
Peristiwa itu pun terjadi pada 14 Februari 1945. Namun, malangnya pemberontakan itu berhasil digagalkan Jepang yang segera menghukum mati sekitar 8 orang pentolannya.
Namun Soepriyadi dikabarkan selamat dan berhasil melarikan diri.
Pada 6 Oktober 1945, Soepriyadi ditunjuk sebagai menteri keamanan rakyat, namun ia tak pernah muncul. Ia menghilang begitu saja dan keberadaannya masih menyimpan misteri hingga kini.
Pada 9 Agustus 1975, namanya resmi dicatat sebagai Pahlawan Nasional Republik Indonesia.
3. Yos Sudarso
Namanya lebih dikenal sebagai Komodor Yos Sudarso, yang gugur bersama KRI Macan Tutul dalam peristiwa pertempuran Laut Aru pada 15 Januari 1962, setelah ditembak kapal patrol Hr Ms Eversten milik Belanda pada masa kampanye Trikora.
Namun, jasad Kepala Staf Angkatan Laut TNI kelahiran Salatiga, Jawa Tengah, 24 November 1925 ini tidak pernah lagi ditemukan.
Kini namanya diabadikan menjadi nama KRI dan pulau, selain pahlawan nasional.
Saluran radio sempat menangkap pekik kobarkan semangat pertempuran yang dilantangkan Komodor Yos Sudarso sebelum KRI Macan Tutul benar-benar karam bersama 24 orang yang gugur sebagai kusuma bangsa di Laut Aru.
Komodor Yos Sudarso yang mengorbankan nyawanya dalam tugas demi kepentingan negara wafat pada usia yang masih muda, 36 tahun.
4. I Gusti Ketut Jelantik
I Gusti Ketut Jelantik adalah pahlawan dari tanah Karangasem, Bali. Pahlawan yang memiliki peran dalam perang Jagaraga di tahun 1849 ini adalah patih Kerajaan Buleleng.
I Gusti Ketut Jelantik dikenal sangat anti terhadap Belanda. Kala itu seluruh anggota kerajaan dan rakyatnya bertarung mempertahankan daerahnya sampai titik darah penghabisan.
Namun akhirnya ia harus mundur ke Gunung Batur, Kintamani.
Luasnya daerah gunung ini membuat jasad beliau tak dapat ditemukan dan sampai saat ini tidak ada yang tahu dimana I Gusti Ketut Jelantik dimakamkan.
I Gusti Ketut Jelantik dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada SK Presiden RI No. 077/TK/Tahun 1993.
Jelantik dikenal menjadi pemimpin masyarakat Bali dalam melakukan perlawanan terhadap Belanda.
5. Martha Christina Tiahahu
Martha Christina Tiahahu adalah pahlawan yang berasal dari Desa Abubu, Pulau Nusalaut, Maluku. Martha ikut ambil andil dalam perang Pattimura bersama ayahnya Paulus Tiahahu dan Thomas Matulessy.
Di usianya yang masih sangat muda, yakni 17 tahun, Martha dikenal sangat berani dan gigih melawan penjajah.
Setelah ayahnya divonis tembak mati oleh Kolonial Belanda, Martha terus bergerilya di hutan.
Namun sayang, srikandi ini juga akhirnya harus tertangkap dan diasingkan ke Pulau Jawa.
Martha menemui ajalnya di atas kapal Eversten milik Belanda, dan jasadnya dibuang ke Laut Banda tanggal 2 Januari 1818. Hingga kini jasadnya masih belum ditemukan.
6. Slamet Riyadi
Nama lengkapnya adalah Ignatius Slamet Riyadi, dia adalah prajurit TNI berpangkat Brigadir Jenderal.
Usai berakhirnya revolusi tahun 1950, Slamet Riyadi dikirim ke Maluku untuk memerangi Republik Maluku Selatan.
Setelah melakukan perlawanan selama beberapa bulan di Maluku, Slamet Riyadi gugur tertembak. Kala itu usianya masih sangat muda, yakni 23 tahun.
Pahlawan kelahiran Surakarta 26 Juli 1927 ini tewas pada 4 November 1950. Penembakan itu membuat jasad Slamet Riyadi tak bisa ditemukan, apalagi kala itu ada operasi ketat dari pemerintah kolonial Belanda di Tanah Maluku.
Pada tanggal 9 November 2007, Slamet Riyadi juga ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia dan dianugerahi Bintang Maha Putra Adi Pratama.
7. Kapitan Pattimura
Setelah penandatanganan Perjanjian Inggris-Belanda pada 13 Agustus 1814, kepulauan Maluku kembali di bawah kekuasaan Belanda.
Seluruh rakyat Saparua melakukan perlawanan kepada Belanda untuk mempertahankan daerahnya. Perlawanan tersebut terjadi pada 14 Mei 1817.
Kebanyakan rakyat Maluku memilih Thomas Matulessy sebagai Kapitan Pattimura untuk memimpin pemberontakan tersebut.
Di bawah pimpinannya, Benteng Duustede berhasil direbut dari tangan Belanda dan semua tentaranya tewas, termasuk Residen Van den Berg.
Belanda membalas peristiwa itu dengan membawa senjata modern. Pada tanggal 11 November 1817, Pattimura ditangkap Belanda dan Benteng Duustede kembali dikuasai Belanda.
Akhirnya Pattimura tewas pada 16 Desember 1817 karena hukuman gantung di Benteng Victoria, Ambon. Jasadnya tidak diketahui hingga kini.
Pada tanggal 6 November 1973, berdasarkan SK Presiden No 087/1973 Kapitan Pattimura resmi dinobatkan sebagai Pahlawan Indoensia.
8. Muwardi
Dr Moewardi adalah seorang dokter lulusan STOVIA atau Sekolah Kedokteran di Batavia atau. Ia merupakan Ketua Barisan Pelopor pada 1945 di Surakarta.
Moewardi juga turut terlibat dalam peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945.
Ketika PKI melakukan aksi brutal mereka pada 11 September 1948 di Madiun, dan tanggal 13 September 1948 di Solo, PKI melakukan serangkaian penculikan dan pembunuhan.
Muwardi turut menjadi korban kebiadaban PKI tersebut,dia diculik dan dibunuh pada saat akan pergi menjalankan praktik sebagai dokter di rumah sakit Jebres.
Muwardi diberi gelar sebagai pahlawan Kemerdekaan Nasional pada tanggal 04 Agustus 1964, Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No 190 Tahun 1964.***
Sumber: pojoksatu
Foto: Otto Iskandar Dinata salah satu dari delapan pahlawan nasional yang jasadnya tak ditemukan. (net)
Delapan Pahlawan Nasional yang Jasadnya Tak Ditemukan Hingga Kini, Ada Berusia 17 Tahun
Reviewed by Admin Pusat
on
Rating:
Tidak ada komentar