Kisah Wafatnya Bung Tomo Saat Wukuf di Padang Arafah, Jenazah Utuh Berbulan-bulan Usai Dimakamkan
Bung Tomo atau Sutomo meninggal dunia pada 7 Oktober 1981 saat wukuf di Padang Arafah. Pahlawan Nasional ini tutup usia saat tengah menunaikan ibadah haji.
Jasadnya disambut haru oleh masyarakat Surabaya setelah 8 bulan sempat tertunda dari Arab Saudi.
Dikutip dari laman Perpustakaan Sekretariat Negara RI, sejarah mencatat bahwa perlawanan rakyat Indonesia di Surabaya merupakan pertempuran terdahsyat selama perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Maka dari itu pertempuran yang terjadi pada 10 November 1945 ini diabadikan sebagai Hari Pahlawan.
Diketahui, Bung Tomo bersama dua putrinya menunaikan ibadah haji pada tahun 1981.
Bung Tomo berangkat dari Indonesia ke Tanah Suci pada September 1981.
Namun, saat ulang tahunnya ke-61 atau tepatnya 3 Oktober 1981, Bung Tomo tak sadarkan diri karena sakit. Bung Tomo lahir 3 Oktober 1920 di Surabaya.
Menurut hasil pemeriksaan dokter di Rumah Sakit Kerajaan Arab Saudi, pahlawan Nasional ini menderita komplikasi hidrasi serta stroke.
Setelah dua hari tak sadarkan diri, Bung Tomo sempat siuman. Karena tak bisa diwakilkan, pada 9 Dzulhijjah Bung Tomo melakukan wukuf di Arafah.
Karena masih sakit, Bung Tomo berangkat dengan ditandu. Namun Allah SWT rupanya memiliki rencana lain. Bung Tomo menghembuskan napas terakhir saat wukuf di Padang Arafah.
Jenazah Bung Tomo tidak bisa langsung dibawa pulang saat itu. Kepulangannya sempat berlarut-larut selama delapan bulan.
Itu juga berkat ikhtiar keluarga dan bantuan dari berbagai pihak. Bantuan diplomasi dari Departemen Luar Negeri atau Pemerintahan Soeharto saat itu dan juga Fatwa MUI mampu memudahkan persoalan pemindahan jenazah Pahlawan Nasional ini.
Jenazah Bung Tomo diterbangkan dengan menggunakan pesawat Hercules TNI. Keluarga pun sepakat untuk memakamkan jenazah Bung Tomo di Ngagel Rejo, Jalan Bung Tomo, Kota Surabaya dengan upacara kemiliteran.
Kedatangan jenazah Bung Tomo ini disambut penuh suka cita oleh masyarakat Indonesia dan keluarga.
Bung Tomo atau yang memiliki nama lengkap Sutomo dikenal sebagai penyemangat warga Surabaya dalam menghadapi dan melawan penjajah Belanda yang kembali ke Surabaya melalui tentara NICA.
Pemerintah menetapkan Bung Tomo sebagai pahlawan nasional pada tahun 2008 atau di masa pemerintahan SBY.
Jenazah Bung Tomo Utuh
Pemerintah Indonesia ikut membantu dengan mengirimkan tim pengembalian—yang terdiri dari dokter Moen'im ahli patologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo), dr Soetomo S Imam Santoso (dokter pribadi Bung Tomo), Salim Zaedan (sahabat Bung Tomo), dan Bambang Sulistomo (putra Bung Tomo).
Mereka berangkat empat bulan setelah kematian Bung Tomo. Salim Zaedan mendapat cerita dari penjaga makam, selama musim haji, banyak jemaah pria asal Jawa Timur yang menziarahi makam itu.
Saking banyaknya, si penjaga hafal letak makam. Kebetulan, tak banyak yang meninggal di hari Soetomo meninggal pada 1981 itu sehingga tidak sulit mencari makam berdasarkan tanggal kematian.
“Penutup makam dibuka oleh dr Soetomo dan dr Moen'im. Setelah jenazah ditemukan, dipastikan dan diidentifikasi oleh dokter Moen'im sebagai jenazah Bung Tomo, kemudian dilaporkan ,” tulis Sulistiana istri Bung Tomo dalam buku : Bung Tomo Suamiku.
Bambang Sulistomo pun diberi waktu untuk ikut memastikan. Bambang menemukan tubuh ayahnya masih utuh. Hanya pipi sebelah kiri yang menyentuh ubin saja yang dagingnya agak rusak.
Tak lupa, dr. Soetomo mencocokkan dengan cetakan gigi dari drg A Dahlan. Hasilnya pas. Jenazah itu memang jenazah Bung Tomo. Akhirnya jenazah dibawa pulang ke Jakarta.
Bung Tomo Berlatar Wartawan
Bung Tomo memiliki minat pada dunia jurnalisme. Bung Tomo merupakan seorang wartawan saat pertempuran Surabaya terjadi.
Bung Tomo pernah menjabat sebagai wartawan lepas pada Harian Soeara Oemoem di Surabaya pada tahun 1937.
Dia juga pernah sebagai Redaktur Mingguan Pembela Rakyat di Surabaya pada tahun 1939.
Bung Tomo juga pernah bekerja di kantor berita tentara pendudukan Jepang, Domei, bagian Bahasa Indonesia untuk seluruh Jawa Timur di Surabaya pada tahun 1942-1945.
Bung Tomo juga pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Kantor Berita Antara pada tahun 1945. ***
Sumber: pojoksatu
Foto: Bung Tomo atau Sutomo/Net
Kisah Wafatnya Bung Tomo Saat Wukuf di Padang Arafah, Jenazah Utuh Berbulan-bulan Usai Dimakamkan
Reviewed by Admin Kab. Semarang
on
Rating:
Tidak ada komentar