Aryanto Misel Penemu Nikuba, Cuma Lulusan SMP Pernah jadi Penyemir Sepatu dan Jualan Koran di Jakarta
Sosok Aryanto Misel menyita perhatian publik sejak beberapa waktu terakhir.
Itu setelah heboh dan viral Nikuba, temuannya yang diklaim bisa menggantikan bahan bakar minyak (BBM) fosil dengan air yang diubah menjadi hidrogen.
Terlebih dengan Nikuba tersebut, Aryanto sampai diundang Ferrari dan Lamborghini untuk mempresentasikan teknologi ciptaannya itu.
Nikuba sendiri disebut semacam reaktor yang mampu mengubah air menjadi hidrogen.
Dengan demikian Nikuba bisa membuat pemakaian bahan bakar minyak (BBM) menjadi sangat irit.
Bahkan disebutkan Nikuba diyakini bisa meghemat BBM sampai 70 persen tanpa mengurangi peforma mesin.
Meski pada akhirnya Aryanto Misel pulang dengan membawa tangan kosong dari 2 pabrik produsen supercar supermahal tersebut.
Sebab dari presentasi di depan para insinyur Ferrari dan Lamborghini itu, sama sekali tidak ada pembicaraan soal pembelian hak cipta atas Nikuba.
Selain Nikuba, Aryanto mengaku memiliki 120 temuan dan inovasi lain yang diantaranya sudah dipasarkan sejak beberapa tahun terakhir.
Meski memiliki pengetahuan bidang kimia dan jadi seorang penemu, Aryanto ternyata tidak memiliki latar belakang pendidikan tinggi.
Seperti apa profil Aryanto Misel penemu Nikuba asal Cirebon yang menghebohkan itu?
Akashu dan Nikuba
Aryanto Misel mulai dikenal setelah ramai dan viral Nikuba di media sosial yang disebut bisa menggantikan BBM dengan air.
Nikuba adalah sebuah reaktor yang bisa mengubah air menjadi hidrogen yang kemudian jadi bahan bakar kendaraan bermotor.
Dengan Nikuba, konsumsi BBM diklaim bisa dihemat sampai dengan 70 persen tapi tidak mempengaruhi performa mesin.
Nikuba pula yang membuat Aryanto sampai diundang Ferrari dan Lamborghini untuk dipresentasikan secara langsung di hadapan para insinyur produsen supercar itu.
Sayangnya, harapannya hak cipta Nikuba dibeli kandas karena kedua perusahaan otomotif terkemuka di Italia itu sama sekali tidak membahasnya.
Terbaru Aryanto juga mengaku sangat kesal dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang tak menganggap Nikuba sebagai sebuah temuan inovatif.
Padahal teknologi miliknya itu sebelumnya sudah diaplikasikan pada sejumlah kendaraan operasional Kodam III Siliwangi Cirebon dan berhasil.
Selain Nikuba, Aryanto juga merupakan penemu Akashu yang sudah menjadi sebuah produk dan sudah pula dipasarkan.
Akashu merupakan cairan aditif yang dikemas dalam kemasan botol kecil ukuran 10 mililiter dengan merek dagang Akashu.
Cairan ini disebut Aryanto telah memiliki sertifikat Lemigas sehingga sudah teruji dan tidak merusak mesin kendaraan.
“Mungkin yang penjualannya paling fenomenal ya Akashu. Sudah beredar dan dipesan, produksi juga masih kita jalankan sampai sekarang,” ujar Aryanto.
Dijelaskan Aryanto, Akashu memiliki fungsi untuk menaikkan kadar oktan dalam bahan bakar minyak (BBM).
Sehingga performa mesin menjadi lebih optimal tapi konsumsi BBM lebih irit.
Untuk pengaplikasiannya, Akashu hanya perlu dicampurkan dengan BBM. Misalnya, jika Akashu dicampur dengan BBM Premium beroktan 88 maka kandungannya akan naik menjadi 92 atau setara BBM Pertamax.
Begitu pula jika dicampurkan Pertamax jadi oktan 95 atau setara dengan BBM Pertamax Plus.
Akashu juga disebut bisa diaplikasikan untuk kendaraan bermotor bermesin diesel, dari solar biasa akan menjadi solar super setara cetane 57/60.
Baik Akashu maupun Nikuba adalah singkatan yang dibuat sendiri oleh Aryanto.
Untuk Nikuba adalah singkatan Niku Banyu atau Itu Air dalam bahasa Indonesia. Sedangkan Akashu adalah singkatan dari Allah Kuasa Atas Segala Usaha.
Profesor kampung
Aryanto Misel saat ini memang berdomisili di Cirebon. Akan tetapi ia bukan dilahirkan di kota yang berbatasan dengan Jawa Barat dan Jawa Tengah itu.
Sosok berkacamata itu merupakan kelahiran Semarang, Jawa Tengah.
Diketahui, Aryanto sudah tinggal di Dusun 3, RT 20 RW 06, Desa/Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, sejak 30 tahun terakhir.
Akan tetapi memang sudah sejak lama Aryanto dikenal tetangga dan warganya sebagai seorang inovator dan penemu.
Karena kemampuannya membuat inovasi dan temuan itulah warga lantas memberinya gelar sebagai profesor kampung.
Akan tetapi Aryanto sama sekali tidak memiliki latar belakang pendidikan tinggi.
Sebaliknya, Aryanto hanya merupakan seorang yang memiliki ijazah SMP.
Aryanto menyatakan, dirinya memang saat itu pernah menempuh pendidikan SMA.
Akan tetapi jenjang itu tidak pernah ditamatkannya karena ia tak melanjutkan pendidikan kelas 3 SMA.
“Waktu kelas 3 SMA sudah terlena dengan dunia kerja. Jadi, kalau ijazah, ya, cuma punya sampai dengan SMP,” ungkap Aryanto.
Jadi penyemir sepatu dan jualan koran
Masa remaja Aryanto Misel dilalui dengan menjalani kehidupan yang cukup keras karena ia memang berasal dari keluarga kurang mampu.
“Jangankan buat sekolah, untuk makan saja susah,” kata dia.
Karena itu ia kemudian memutuskan mengadu nasib ke Jakarta tanpa memberitahu orang tuanya hanya dengan bekal seadanya.
“Jadi saya bawa bekal seadanya, tidak ngasih tau orang tua. Saya berangkat ke jakarta,” sambugnya.
Di Jakarta, berbagai pekerjaan dilakoni. Diantaranya menjadi penyemir sepatu sampai berjualan koran.
Di ibu kota itu, Aryanto kerap berdiri di depan sekolah melihat anak-anak bersekolah.
Sampai akhirnya ada seorang guru yang iba dan menawarinya bersekolah. Karena itu, Aryanto menempuh pendidikan SD dan SMP di Jakarta.
Kutu buku
Di sekolah itulah kecerdasan Ariyanto sangat terlihat hingga membuat teman-temannya rela datang ke stasiun untuk bisa belajar bersama dirinya.
Kisah Aryanto yang jadi jujugan bagi banyak teman-temannya untuk belajar meski hidup dalam keterbatasan itu kemudian diketahui orang tua salah seorang temannya.
Dia kemudian ditawari untuk tinggal di rumah temannya yang kemudian mengubah nasibnya secara drastis.
Salah satu mata pelajaran yang sangat digemari Aryanto tidak lain adalah kimia.
Tidak cukup memperlajari kimia di sekolah. Banyak buku-buku kimia pun dibacanya sampai tuntas.
“Sambil sekolah sudah mulai belajar dan tertarik dengan kimia. Jadi, saya ini kutu buku dan favoritnya buku kimia,” ungkapnya.
“Dari dulu saya penggila buku, sampai sekarang pun masih tetap baca buku. Buku punya peran penting dalam hidup saya,” bebernya.
Itulah profil profil Aryanto Misel penemu Nikuba, cuma lulusan SMP pernah jadi penyemir sepatu dan jualan koran di Jakarta.
Sumber: pojoksatu
Foto: Aryanto Misel penemu Nikuba/Net
Aryanto Misel Penemu Nikuba, Cuma Lulusan SMP Pernah jadi Penyemir Sepatu dan Jualan Koran di Jakarta
Reviewed by Admin Pusat
on
Rating:
Reviewed by Admin Pusat
on
Rating:

Tidak ada komentar