Breaking News

Kisah Soekarno dan Larangan The Beatles Masuk Indonesia, Sampai Penggemarnya Dibotak


Pada tahun 1960, Soekarno memberantas musik barat terutama musik rock and roll yang disebutnya sebagai ngak ngik ngok, termasuk musik The Beatles dan penggemarnya di Indonesia.

The Beatles merupakan grup band asal Liverpool Inggris.

Sebetulnya yang dilarang bukan cuma musiknya, gaya rambut ala The Beatles juga dilarang masa Soekarno.

Tukang cukur juga dilarang melayani pelanggan ingin memotong rambut ala The Beatles.

Razia rambut gondrong dilakukan dimana mana. Bung Karno menyinggung dalam pidatonya tahun 1964 ia memerintahkan polisi untuk membawa anak-anak muda berambut model Beatles ke tukang cukur.

Itu pidato resmi. Namun di luar pidato, Bung Karno tegas perintahkan agar siapapun yang berambut gondrong dibikin plontos.

Kenyataannya polisi memang tidak perlu membawa pria-pria gondrong itu ke tukang cukur karena polisi sendirilah yang jadi tukang cukurnya.

Selain itu, belum cukup razia musik dan rambut, masih pula diikuti razia lain yaitu razia celana jengki dan ketat ala The Beatles.

Untuk menentukan beberapa beberapa ketatnya celana, polisi tidak perlu pusing-pusing, cukup pakai botol bir.

Namun sebetulnya produk kapitalis yang juga ikut dilarang adalah musik barat lainnya plus dansa dansinya termasuk musik Elvis Presley.

Untung saja model jambul Elvis tidak ikut ikut dilarang.

Larangan musik tadi membuat salah satu putra Bung Karno, Guntur Soekarnoputra, yang waktu itu masih remaja jadi mangkel juga.

Padahal Guntur itu hobinya musik sejak kelas 5 SD sudah main gitar dan punya kelompok band.

Ketika SMP, Guntur bentuk band Ria Remaja, sebagai anak muda dia juga ingin mencoba memainkan musik yang sedang trend termasuk The Beatles.

“Kalau ketahuan Bung Karno saya ikut main musik ya dipelototin atau ditegur ‘heh kamu main ngak ngik ngok ya! awas jangan main lagi’,” cerita Guntur Soekarnoputra.

Penolakan Bung Karno termasuk terhadap musik Barat pada tahun 1960 -an terekam dalam foto perjalanannya ke Eropa.

Saat itu ia sempat singgah ke Athena pada 9 Juli 1965. Bung Karno tampak menutup kedua telinganya menunjukkan ketidaksukaannya pada musik yang didengarnya.

Saat itu trio Grace persembahkan lagunya.

Surat kabar St Pietersburg Times menulis tentang reaksi Bung Karno, “However, he indicates that he doesn’t like it after all.”

Akibat larangan musik barat bung Karno terkadang kena sentil juga oleh candaan orang-orang terdekatnya.

“Kalau perempuan Western tidak bisa menolak.” Candaan ini mengingatkan pada pertemuan Soekarno dan Marilyn Monroe pada tahun 1956.

Saat itu Soekarno berkunjung untuk pertama kali ke Amerika serikat atas undangan Presiden Eisenhower.

Pada saat itu ia sempat bertemu Marilyn Monroe. Pertemuan mereka menghiasi halaman pers.

Ditanggapi The Beatles

Hinaan Sukarno pada The Beatles sampai ke telinga empat sekawan itu. Dalam tur dunia di Negara Bagian San Diego, Amerika, pada 26 Agustus 1965 mereka hanya tertawa menanggapi pernyataan presiden Indonesia zaman itu.

“Saya rasa itu perbuatan tolol,” ujar John Lennon, vokalis The Beatles membalas atas larangan the Beatles di Indonesia.

“Dia harus membeli dulu album kami sebelum membakarnya, sehingga kami bisa dapat royalti,” kata George Harrison ketika tahu album mereka dibakar di Ibu Kota Jakarta.

Bahkan Paul Mc Cartney sempat melecehkan Sukarno dengan gurauan.

“Daripada dia membakar album kami, lebih baik dikirim kembali ke kami. Nanti kami beri potongan setengah harga,” ujarnya. 

Sumber: pojoksatu
Foto: Presiden Soekarno tutup telinga mendengar musik barat (ist)
Kisah Soekarno dan Larangan The Beatles Masuk Indonesia, Sampai Penggemarnya Dibotak Kisah Soekarno dan Larangan The Beatles Masuk Indonesia, Sampai Penggemarnya Dibotak Reviewed by Admin Pusat on Rating: 5

Tidak ada komentar