Razia Pol PP "Pekat", di Terminal Pemalang Tuai Kontroversi, Penjual Kopi punya Anak Balita Terjaring

Komando Bhayangkara, Pemalang – Operasi "Pekat" yang digelar di wilayah Terminal Pemalang (Calam) oleh Satpol PP Tanggal 1 Oktober 2025 Kabupaten Pemalang menuai kontroversi. Salah satu yang terjaring dalam operasi tersebut adalah seorang penjual kopi di warung yang masih menyusui anak berusia di bawah satu tahun.

Menurut Imam SBY, S.H, M.H, Cpm, kuasa hukum keluarga, penangkapan tersebut menimbulkan protes dari suami penjual kopi, yang menuntut Dinsos Kabupaten Pemalang agar istrinya segera dikembalikan karena sang anak terus menangis mencari ibunya.

"Kami berharap tuntutan ini dipenuhi. Jika ada kesulitan, kami akan membawa masalah ini ke ranah hukum," tegas Imam Subiyanto, yang akrab disapa Imam SBY. Inisial W, penjual kopi tersebut, menjadi fokus utama pembebasan karena memiliki anak di bawah satu tahun.

Hingga saat ini, belum ada solusi konkret karena pihak Dinsos Kabupaten Pemalang akan berkoordinasi dengan Dinsos Provinsi Jawa Tengah. Sekdin Dinsos, Supadi, menyatakan bahwa permasalahan ini telah dilimpahkan ke tingkat provinsi dan akan dikoordinasikan secara bijak.

Pihak keluarga dan kuasa hukum berharap agar permohonan pembebasan ini dapat segera terlaksana, sehingga ibu dan anak dapat kembali bersatu.

Latar belakang masalah ini, menurut pihak Dinsos, adalah penegakan hukum terhadap pelanggaran yang berulang. Operasi "Pekat" sebelumnya telah memberikan peringatan dan hukuman tipiring, namun aktivitas yang melanggar tetap dilakukan. Akibatnya, dalam operasi "Pekat" terbaru, para pelaku prostitusi yang terjaring direhabilitasi ke Solo sebagai bagian dari program pembinaan provinsi.

Namun, pihak keluarga menyoroti adanya kejanggalan dalam proses penangkapan, termasuk pemadaman lampu sentral, perampasan kunci, dan penangkapan orang yang sedang sakit. Hal ini menambah kompleksitas permasalahan yang tengah dihadapi. (Bondan)