Masa Depan Gen Z Terancam, Bupati dan Ulama Pemalang Kompak Perangi Obat Gendeng Daftar "G"
Komando Bhayangkara, Pemalang - Pembukaan Seminar Hari Santri Nasional 2025 yang diadakan di Hotel Winner Pemalang. Acara ini mempertemukan 140 peserta dari 70 pondok pesantren di Kabupaten Pemalang, dengan mengambil tema “Bergaul Sehat Ala Santri”. Seminar ini dihelat sebagai wujud komitmen dalam memperkuat karakter, akhlak, dan spiritualitas santri menghadapi tantangan zaman modern. Selasa 14 Oktober 2025.
Dalam sambutan pembuka, Panitia Pelaksana, Holimin, mengawali dengan humor khas santri yang menciptakan suasana ceria di acara tersebut. Selain itu, Bupati Pemalang memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan ini, menegaskan pentingnya sinergi antara Pemerintah dan pesantren dalam membangun masyarakat yang berakhlak dan sejahtera.
Kemeriahan acara semakin terasa ketika Panitia Pelaksana, Holimin, mengawali sambutan dengan humor khas santri yang mengundang gelak tawa para hadirin.
“Saya selalu pakai kopiah dan masker ini karena saya NU, Bapak-Ibu. Yang atas nutupi uan (uban), yang depan nutupi untu (gigi),” ujar Holimin disambut tawa peserta seminar.
Menyoroti keadaan di Pemalang, Selesai pembukaan wartawan wawancara kepada Bupati Pemalang Anom Widiyantoro merespon soal peredaran obat keras daftar ‘G’ secara masif beredar di Kabupaten Pemalang.
Bupati Anom pun menyatakan tegas tidak ada toleransi dan akan mengambil langkah tegas untuk memberantas peredarannya.
“Tidak ada toleransi masalah obat-obat terlarang apapun jenisnya,” katanya saat ditemui usai membuka seminar Hari Santri Nasional.
Ia segera menginstruksikan dinas-dinas terkait untuk menindak termasuk Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) serta melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian.
“Saya akan akan memerintahkan dinas-dinas terkait termasuk Satpol PP dan juga koordinasi dengan Forkompinda untuk menindak kegiatan peredaran obat keras itu,” ucap Bupati Anom.
Sebelumnya, Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pemalang Kiyai Abu Joharudin Bahry, juga menyatakan keprihatinan mendalam dan mendesak ada tindakan tegas dari Aparat Penegak Hukum (APH) terhadap pelanggaran tersebut.
“Kami prihatin dan sangat kuwatir peredaran obat keras G ini secara masif di Pemalang apalagi sasaran penggunanya para pelajar atau generasi Gen Z,” kata Kiyai Abu Joharudin Bahry
Untuk antisipasi maraknya peredaran keras ilegal itu, pihaknya mendesak APH dalam hal ini kepolisian adanya tindakan tegas terhadap pelanggaran tersebut.
“Karena ini sangat urgen maka APH atau kepolisian yang berwenang disini segera merespon kerasahan kami tidak harus menunggu laporan dari masyarakat,” ujar Gus Bahry.
Lebih lanjut, Gus Bahry menyampaikan pengguna obat keras secara ilegal ini bukan hanya pada efek fisik yang berpotensi menyebabkan ketergantungan dan gangguan mental, tetapi juga memiliki dampak sosial yang luas.
“Kita berbicara tentang generasi muda yang menjadi sasaran utama peredaran ini. Dampaknya bukan hanya bagi kesehatan, tetapi juga masa depan bangsa,” ujarnya.
Gus Bahry berharap Pemerintah dan aparat hukum bisa memperkuat pengawasan, menindak tegas pelaku, dan memutus rantai distribusi obat ilegal.
“Harapan kami segera tuntas supaya ini tidak menjadi keresahan masyarakat, orang tua. Ini perlu terobosan lintas sektoral secara terpadu dalam penanganan peredaran obat keras ini,” tegas Gus Bahri.
Seminar ini diharapkan dapat melahirkan santri sebagai agen perubahan positif, dengan menebarkan nilai-nilai Islam yang moderat dan membawa kesejukan bagi masyarakat. Acara ditutup dengan doa bersama, diiringi harapan agar semangat santri dapat terus hidup dalam setiap langkah pembangunan Pemalang yang bercahaya. (bdn)
Tidak ada komentar